Sering Salah Kaprah, Ini Perbedaan 3 Jenis Gangguan Mental dari Sudut Pandang Penderitanya

Akhir-akhir ini gangguan mental menjadi isu yang sering dibicarakan di social media. Banyak yang mengaitkannya sama gangguan kecemasan atau panik berlebihan. Padahal gak selalu begitu, lho. Lagipula gangguan mental itu gak selalu sama gejalanya. Dilansir dari glamour.com, beberapa jenis mental illness ini ada definisinya sendiri-sendiri, lho. Simak penuturan penderitanya, yuk.

1. Obsessive Compulsive Disorder (OCD)

via Freepik

Allison Raskin, cohost dari show YouTube channel Just Between Us, bercerita ke glamour.com tentang bagaimana OCD yang ia alami seringkali disalahartikan. Orang yang maunya serba perfeksionis atau maunya terlihat bersih dan rapi sering diasosiasikan termasuk ke orang dengan OCD. Padahal tidak selalu begitu. OCD punya banyak persoalan di luar soal kebersihan. Allison Raskin sendiri mengatakan ia pernah kesulitan untuk pergi ke rumah temannya, karena takut kebersihan rumah temannya tak terjaga. Dan itu memang membuatnya sulit fokus bahagia pada banyak situasi. Cara Allison Raskin berdamai dengan kesehatan mentalnya ini adalah dengan berobat, terapi, dan selalu berpikiran positif. Ia juga mencoba berolahraga lebih sering dan tidur cukup. Tetapi yang paling penting, ia mengatakan pada dirinya sendiri agar berusaha untuk tidak terlalu keras pada diri sendiri.

2. Bipolar

via Freepik

Jennifer Marshall, salah seorang pendiri organisasi kesehatan mental nirlaba This Is My Brave adalah penyintas bipolar. Menurutnya, bipolar kerap salah kaprah di mata banyak orang. Gak semua gangguan bipolar itu sama bentuknya, dan ia salah satu yang memiliki bipolar karena pernah mengalami depresi yang berlebihan. Tapi 14 tahun mengidap bipolar Jennifer tetap optimis agar hal itu tidak menghalangi pekerjaannya. Cara ia mengelola bipolarnya adalah dengan mengetahui penyebabnya. Ia tahu bahwa pemicunya adalah stress dan kurang tidur. Sehingga ia memasukkan jadwal tidur ke dalam agenda hariannya. Ia juga mengikuti yoga tiga sampai empat minggu sekali dengan tetap pada rutinitas tidur yang teratur.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

[/su_box]

3. Gangguan Kecemasan

via Freepik

Banyak yang menganggap bahwa terlalu sering memikirkan hal yang belum tentu terjadi adalah tanda memiliki gangguan kecemasan atau anxiety. Tapi, apakah benar? Elyse Fox, seorang aktivis kesehatan mental yang juga orang dengan gangguan kecemasan, mengatakan bahwa anxiety kerap disalahpahami. Gak sedikit orang berpikir bahwa seolah-olah orang yang mengalami gangguan kecemasan terlihat panik, padahal belum tentu. Yang tak nampak pun bisa juga di dalam dirinya terdapat gangguan kecemasan. Menurut Elyse, gangguan kecemasan bisa terjadi terus menerus. Ia mengatasinya dengan cara alami, seperti berlatih yoga, mulai menulis jurnal, dan berbicara dengan teman dekat untuk mendapatkan sudut pandang orang lain daripada melihatnya dari sisi yang membuatnya merasa tertekan.

Itulah beberapa perbedaan singkat antara OCD, bipolar, dan anxiety. Karena tentu saja tidak semudah itu memvonis diri mental illness, tapi tetap perhatikan kesehatan mentalmu, yaa!

Nurmarliana

Smile is her favorite magic. If you have one tell her through Instagram @liannurma.

No Comments Yet

Comments are closed