Yuk, Kita Rangkul 5 Jenis Gangguan Kepribadian Ini Supaya Semakin Banyak Kebahagiaan Di Sekitar Kita

Disadari atau tidak, kepribadian manusia terbentuk atas kerja sama yang kompak antara pikiran, emosi, dan perilaku yang sering melekat pada dirimu sendiri. Jika kepribadianmu ini mengalami gangguan, itu artinya telah terjadi penyimpangan perilaku akibat situasi yang terbentuk dari pengalaman pribadimu. Nah, supaya kita lebih aware sama bentuk-bentuk gangguan kepribadian yang ada, yuk kita bahas.lebih rinci di bawah ini.

1. Gangguan Kepribadian Skizotipal

Via Freepik.com

Gangguan ini cenderung dialami oleh mereka yang sering kali menaruh curiga atau menganggap orang lain berbahaya. Mereka memiliki tingkat kepercayaan yang sangat rendah kepada orang lain, dan biasanya merasa takut dengan interaksi sosial terlebih secara langsung. Orang-orang yang memiliki gangguan ini kerap merasa cemas berlebihan dan menafsirkan perilaku orang lain dengan kurang tepat atau berkebalikan dengan faktanya. Hal itu membuat mereka jadi merasa sulit untuk membentuk hubungan dengan orang lain, sehingga orang lain kerap menganggap mereka berkelakuan dan berpikiran aneh atau eksentrik. Mereka juga sering memiliki pola pikir yang gak wajar, seperti halnya memercayai hal-hal magis dan gaib, takhayul, maupun ilusi pengalaman supranatural.

Nah, salah satu faktor penyebab timbulnya gangguan ini adalah jika seseorang yang memiliki Skizotipal berhubungan erat dengan seseorang yang mengalami gangguan yang sama, girls. Selain itu, banyak yang beranggapan bahwa gangguan ini dihasilkan dari sifat yang diwariskan, peristiwa traumatis di masa lalu, seperti pelecehan atau disfungsi keluarga di masa kanak-kanak juga bisa menjadi faktor internal penyebab gangguan ini. Gak sedikit sih, yang menganggap gejala pada gangguan ini mirip dengan gelagat pemilik Skizofrenia. Hanya saja, orang-orang dengan gangguan Skizotipal mempunyai episode psikotik yang lebih singkat melalui delusi dan halusinasi ketimbang mereka yang mengalami Skizofrenia.

Untuk kamu yang sempat mengalami gangguan seperti ini, kamu gak perlu merasa rendah diri atau merasa berbeda dengan yang lain, girls. Kamu bisa langsung berkonsultasi dengan dokter, sebab kalau pengobatan ini gak tertangani dengan tepat, bisa menyebabkan penurunan kemampuan sosial pada kejiwaanmu. Mungkin kamu akan diharuskan mengonsumsi obat-obatan dalam waktu yang lama, guna membentuk pola pikir dan perilaku yang baru yang dapat meringankan gejala gangguan Skizotipal ini.

2. Gangguan Kepribadian Antisosial

Siapa yang bisa menyangka jika ansos atau antisosial juga termasuk ke dalam gangguan kepribadian yang mesti disadari sesegera mungkin? Nyatanya, gangguan kepribadian ini sangatlah berbeda dengan kepribadian introver yang acap kali dianggap serupa oleh beberapa orang. Introver hanyalah ragam kepribadian dan bukan merupakan gangguan. Sementara, antisosial adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan sikap manipulatif, gak segan berdusta sehingga kita susah untuk membedakan mana perkataan yang jujur dan bohong, mengabaikan peraturan dan hukum, kasar, mengingkari hak orang lain, serta kerap memiliki motif yang gak masuk akal ketika diutarakan. Jika didiamkan, gangguan antisosial ini bisa merujuk pada gangguan sosiopatik dan psikopatik. Sosiopatik adalah gangguan dimana hati nurani seseorang mengalami kerusakan, sedangkan psikopatik lebih parah karena minim bahkan gak memiliki hati nurani.

Biasanya seseorang yang mengalami gangguan antisosial gak akan merasa butuh bantuan orang lain, mereka kerap jarang bercerita mengenai permasalahannya. Nah, kalau kamu merasa salah satu orang terdekatmu mengalami hal serupa, kamu bisa mengajaknya bercerita secara lembut dan tanpa paksaan. Usahakan kamu bisa memasuki ketenangan batinnya agar ia merasa nyaman untuk bercerita. Setelah itu, ajaklah ia untuk berkonsultasi kepada spesialis. Tapi, karena pengobatan ini biasanya kompleks, kamu dan orang-orang terdekatnya juga harus bekerja sama untuk memotivasi orang yang memiliki gangguan ini, agar ia gak memiliki kecenderungan terlalu lama menyendiri dan berbuat hal yang merugikan dirinya sendiri, girls!

3. Ambang (Borderline Personality Disorder)

Via Freepik.com

Gangguan ini juga seringkali diidentikkan dengan Skizofrenia, namun sebenarnya berbeda. Orang yang mengalami gangguan ini dapat menyebabkan ketidakstabilan emosi dan berpengaruh pada perubahan suasana hatinya, sehingga dapat mengakibatkan stres hingga depresi. Biasanya, orang dengan gangguan ambang memiliki keinginan kuat untuk menyakiti dirinya sendiri secara fisik ketika ia mulai merasa bahwa dirinya gak berharga, bahkan cacat di hadapan orang lain. Gejala yang kerap muncul pada gangguan ini adalah ketidakstabilan kesadaran pribadi, perilaku yang cenderung mengikuti gerak hati secara tiba-tiba, keinginan melukai diri sendiri bahkan bunuh diri, hampir selalu merasa hampa dan terasing, mood swing yang cepat berubah, pelampiasan amarah yang dikeluarkan dengan melukai diri sendiri dan orang lain, serta memiliki ketakutan-ketakutan yang diciptakannya sendiri.

Ada baiknya untuk gak menunda konsultasi kepada dokter ketika kamu merasa temanmu atau dirimu sendiri memiliki tanda-tanda serupa. Sebab, penyebab munculnya gangguan ini belum bisa dipastikan, namun beberapa ahli menyatakan kemungkinan penyebabnya adalah faktor genetik, psikologis, dan permasalahan sosial. Jadi, sebaiknya segera tanyakan kepada dokter atau spesialis terkait untuk memperjelas diagnosa. Nah, ketika dalam masa penyembuhan, kamu harus mengurangi depresi dan kecemasan, gak menggunakan obat terlarang, serta menjaga atau mengontrol sendiri suasana hatimu agar gak mudah panas. Hal itu dibutuhkan untuk menurunkan tingkat frekuensi gangguan yang bisa saja muncul kembali. Selain itu, pengobatan yang dianggap tepat adalah dengan kolaborasi antara terapi psikologis dan terapi perilaku kognitif yang akan diatur oleh spesialis atau profesional.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

[/su_box]

4. Gangguan Kepribadian Dependen

Kalau kamu adalah orang yang sering mengalami kecemasan berlebihan ketika merasa gak diperhatikan atau dipedulikan orang terdekatmu, dan sering pula merasa bergantung pada keputusan orang lain padahal itu berhubungan dengan pilihan hidupmu sendiri, bisa jadi kamu telah mengalami gangguan kepribadian dependen, girls. Biasanya, gangguan ini acap kali membuat seseorang merasa gak percaya pada kemampuan dirinya, sehingga dia terlihat lebih pasif dan bergantung kepada orang lain. Mereka yang mempunyai gangguan ini memiliki risiko depresi, fobia, dan berpengaruh pada penggunaan obat-obatan terlarang, kalau mereka sudah terlanjur bergantung kepada orang yang salah. Penyebab pasti gangguan ini belum bisa dipastikan, namun beberapa ahli menyatakan kemungkinan faktor genetik dan lingkungan yang membentuk pola pikirnya bisa menjadi salah satu penyebab munculnya gangguan ini pada tubuh seseorang.

Beruntungnya, gangguan ini bisa mengalami penurunan frekuensi seiring dengan bertambahnya usia. Tapi, kalaupun kamu yang memiliki gangguan ini ingin mengobati tanpa harus menunggu penuruna frekuensi secara alami, kamu perlu melakukan psikoterapi dengan metode terapi bicara, dan cenderung tanpa menggunakan obat. Biasanya terapi dilakukan dalam jangka pendek, sebab kalau melakukan terapi dalam jangan panjang, dikhawatirkan orang yang mengalami gangguan ini malah mempunyai ketergantungan kepada terapis. Untuk para orang tua dan calon orang tua, agar kelak buah hatinya gak terkena gangguan ini, sebaiknya hindari pola asuh anak secara otoriter, supaya anak bisa menentukan pilihannya sendiri berdasarkan akal sehat dan naluri.

5. Gangguan Kepribadian Anankastik (Obsessive Compulsive Personality Disorders)

Via Freepik.com

Gangguan anankastik menyebabkan seseorang memiliki sifat perfeksionisme yang akut dan keinginan mengontrol semua aspek dalam hidupnya. Gak jarang kalau mereka lebih sering memperhatikan detail, urutan, keteraturan, bahkan bisa melupakan apa tujuannya melakukan sesuatu dan tentunya akan menghambat produktivitas dan kinerjanya. Kebiasaan lainnya adalah ketika orang yang memiliki gangguan ini melakukan sesuatu, lalu ia sadar telah melewatkan bagian tertentu, maka ia akan langsung mengulangi kegiatannnya itu dari awal karena merasa bersalah telah melewatkan urutan tersebut. Pastinya hal itu membuang banyak waktu, tapi ia gak peduli dan lebih peduli pada kepatuhan urutan yang harus dilakukan. Salah satu penyebab selain faktor genetik ialah perilaku orang tua yang terlalu menuntut dan mengendalikan anaknya. Nah, jika gangguan ini dibiarkan maka akan menyebabkan gangguan kecemasan berlebihan dan stres.

Untuk mengatasi gangguan ini biasanya dilakukan psikoterapi oleh para spesialis, serta dukungan yang kompak dan hangat dari orang-orang terdekat. Selain itu, kamu perlu menjauhkan orang-orang yang punya kebiasaan mengontrol dan mengatur secara berlebihan dari orang-orang yang mengalami gangguan ini, girls!

Gimana? Apakah kamu sudah mempunyai gambaran tentang gejala-gejala dari beberapa gangguan kepribadian di atas? Yuk, tingkatkan kepedulianmu terhadap kesehatan mental diri sendiri maupun orang-orang terdekat! Tanamkan pula dalam benakmu bahwa orang yang memiliki gangguan kepribadian gak seharusnya dijauhi, malah harus dirangkul dan gak perlu membeda-bedakannya.

Siti Annisa

Bagian dari spektrum!

No Comments Yet

Comments are closed