Menanggapi Bencana Alam, Mana Di Antara 2 Hal Ini yang Lebih Penting? Mengucapkan Turut Berduka di Media Sosial atau Langsung Memberikan Bantuan?

Fenomena gempa bumi di Lombok dan Donggala yang terjadi dalam 2 bulan ini mengingatkan kita agar senantiasa bersyukur dan berempati. Salah satu aksi yang sering kita lihat adalah banjirnya ucapan turut berduka cita di media sosial. Ada yang turut mendoakan dengan imbuhan #PrayForLombok dan #PrayForDonggala, bahkan ada juga yang langsung mengajak para pengikutnya di medsos untuk menyumbangkan bantuan kepada para korban dan keluarga korban.

Meski keduanya bernilai positif dan berisikan niat baik, sayangnya masih muncul beberapa komentar miring yang mempermasalahkan hal yang kedua, nih. Padahal disaat Indonesia harus menghimpun kekuatan untuk memotivasi keluarga para korban yang terdampak bencana, alangkah baiknya jika kita menyisihkan energi kita untuk bersatu padu menghadapi bencana ini. Daripada sibuk mempermasalahkan persoalan mana yang lebih baik, mendingan kita simak mengapa keduanya sama penting untuk dilakukan saja, yuk.

Setelah Lombok, Donggala dan Palu ikut diguncang gempa, bahkan mengakibatkan tsunami

View this post on Instagram

Selain melakukan pengamatan gempa di Pusat Peringatan Dini Tsunami, BMKG juga melakukan survei lapangan pasca Gempa Donggala M7.7 (Update M7.4) 28 September 2018. 1 hari paska gempabumi dan tsunami, tim BMKG Pusat segera menuju Palu untuk melakukan survei mikroseismik, makroseismik, mikrozonasi, dan paska tsunami. Apa yang dimaksud dengan keempat survei tersebut? 1⃣Survei mikroseismik adalah pemantauan gempabumi kecil paska gempabumi untuk prediksi kapan gempabumi susulan berakhir 2⃣Survei makroseismik adalah pemantauan kerusakan di lapangan paska gempabumi 3⃣Survei mikrozonasi adalah tinjauan daerah rawan gempabumi yang dibagi dalam luas tertentu 4⃣Survei paska tsunami adalah peninjauan jejak-jejak landaan gelombang tsunami dimulai dari pesisir hingga ke daratan. #infobmkg #iotictsunami #mitigasibencana #gempatsunami #budayasadarbencana #siapuntukselamat #paludonggala #inatews #switch2sendai #BikinIndonesiaMaju #PemerintahBekerja #KerjaBerdampak #faktadata

A post shared by BMKG (@infobmkg) on

Seperti yang telah kita ketahui dari informasi di berbagai media, bencana alam di Indonesia kembali memakan korban tewas yang jumlahnya dipastikan 844 jiwa, sesuai data yang dikumpulkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga artikel ini ditulis, girls. Kali ini gempa yang mengguncang berkekuatan 5,9 Skala Richter yang disusul dengan gempa sebesar 7,4 Skala Richter dan mengakibatkan hantaman tsunami dengan ketinggian sekitar 1,5 meter. Gempa dan tsunami yang menerjang kawasan Pantai Talise, Kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah ini juga menyebabkan lebih dari 600 orang luka-luka pada 28 September 2018 lalu.

Bantuan terbuka untuk para keluarga korban yang bisa disumbangkan secara langsung

Via Freepik.com

Presiden Joko Widodo juga telah mengumumkan bahwa Indonesia terbuka bagi orang-orang yang ingin mengirimkan bantuan internasional, yang akan dikoordinir Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam). Selain itu, seperti yang disiarkan dalam berbagai sumber berita bahwa beberapa kebutuhan yang bisa disumbangkangkan adalah alat angkut untuk landasan pacu 2.000 meter, tendan pengungsi, perangkat pengolahan air bersih, rumah sakit lapangan beserta tenaga medis, dan juga genset.

Sementara, untuk kamu yang ingin mendonasikan sejumlah uang untuk membantu para korban, kamu juga bisa langsung mengirimkannya melalui beberapa komunitas penggalang dana dan bantuan yang marak muncul di media sosial. Tapi, kamu juga harus benar-benar memperhatikan orisinalitas komunitas tersebut. Jangan sampai niat baik dan bantuanmu malah disalahgunakan oleh oknum yang gak bertanggung jawab. Nah, selain memberikan bantuan uang, kamu juga menyumbangkan beberapa keperluan hidup manusia seperti pakaian, pakaian dalam, tenda, terpal, selimut, makanan bayi, makanan hewan, obat-obatan, logistik atau sembako dan juga water purifier.

Berdoa di media sosial sebagai penguat dan motivasi untuk bangkit kepada seluruh warga dan keluarga korban

Via Freepik.com

Tidak ada yang salah dengan berdoa di media sosial. Tentunya ketika kita menggerakkan jari untuk mengetikkan deretan huruf yang tersusun menjadi sebuah kalimat doa dan dukungan, gak akan ada satu orang pun yang merasa dirugikan, bukan? Berdoa adalah kegiatan positif yang memang harus disebar luaskan.

Dengan seringnya kita menunjukkan empati dan dukungan untuk para korban bencana di mana pun, secara tanpa disadari kita telah memotivasi orang lain agar mau berkontribusi memberikan perhatian dan bantuannya kepada para keluarga korban. Percayalah akan kekuatan kata-kata dalam doa yang disebarluaskan, girls. Meski hanya berupa kata-kata empati, layaknya pedang, kata-kata itu akan merasuk ke dalam psikis manusia untuk memengaruhi dirinya agar mau ikutan berempati dan bisa saja langsung memberikan bantuan untuk para keluarga korban. Selain itu, ikut berdoa di media sosial tentunya dapat memberikan dukungan batin yang lebih pribadi yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan ketika menganggapi bencana.

Para peneliti menyarankan agar kita bisa membangun rasa empati untuk mempercepat pemulihan

Sebagaimana yang dikutip dari laman Science Daily, Douglas Paton, seorang profesor Psikologi di Charles Darwin University mengungkapkan bahwa, sumber daya media sosial yang relatif terorganisir bisa sangat membantu memastikan kebutuhan masyarakat yang dapat terpenuhi. Hal ini tentu saja juga berkaitan dengan unggahan dukungan dari orang-orang yang gak mengalami peristiwa serupa namun ingin memberikan dukungannya sebagai upaya pemulihan, terlebih mengobati traumatis yang dialami anak-anak yang ditinggalkan keluarganya sebagai korban dalam bencana alam ini.

Para peneliti pun mengatakan bahwa empati yang ditunjukkan di media sosial dapat menjangkau batin keluarga yang ditinggalkan, yang juga bisa berperan penting selama dan setelah bencana terjadi, sebagaimana yang dijelaskan Douglas Paton bahwa, “Media sosial akan memainkan peran yang semakin penting dalam respons dan pemulihan bencana,” ia juga menambahkan jika hal ini termasuk dapat mengembangkan sumber daya untuk saling mendukung dan mendorong dalam jangka panjang.

Nah girls, dengan kata lain, kedua tindakan tersebut, baik beramai-ramai berdoa untuk Palu dan Donggala di media sosial maupun langsung mengirimkan bantuan nyata melalui komunitas penggalang bantuan, adalah tindakan yang sama pentingnya yang mesti kamu lakukan. Akan lebih baik lagi jika kamu mampu melakukan keduanya.

Siti Annisa

Bagian dari spektrum!

No Comments Yet

Comments are closed