Tak Selamanya Buruk, Menyerah Bisa Dipertimbangkan Sebagai Pilihan Paling Sehat dengan 2 Alasan Ini

Masih ingat gak girls, dengan kram kaki yang dialami Anthony Ginting kala melawan pemain asal China, Shi Yuqi pada babak final beregu putra Asian Games 2018, Selasa (22/8) lalu? Saat itu, Ginting terpaksa harus menyerah pada set ketiga akibat kram serius yang menyerang kaki kirinya. Mau gak mau ia harus menerima kekalahan dengan skor akhir 20-21.

Gak sedikit yang menyayangkan keputusannya karena tipisnya poin yang masih bisa dikejar, namun jauh lebih banyak dari itu, komentar positif atas perjuangan Ginting hingga titik darah penghabisan terasa lebih bergema. Dukungan penggemar mantap mengembalikan dan meningkatkan kepercayaan dirinya, membuat Ginting bangkit saat bermain dalam nomor perorangan putra dan memetik perunggu untuk Indonesia.

Via ANTARA

Dari pengalaman Ginting tersebut, tentunya kita bisa belajar tentang makna menyerah yang sebenarnya, girls. Menyerah itu gak selalu buruk dan bukan berarti gak bisa diterima. Memang, untuk meraih mimpi kita sebaiknya pantang menyerah dan terus berjuang, tapi terkadang menyerah bisa menjadi pilihan  paling sehat untuk situasi ke depannya. Yuk, simak alasannya berikut ini:

1. Menyerah ketika menyadari tujuan tidak tercapai

Via pexels.com

Dalam jurnal Psychological Science yang ditulis oleh Wrosch dan Miller, disebutkan bahwa ketika seseorang menemukan diri mereka berada dalam situasi yang gak memungkinkan tujuannya terwujud, respon yang paling adaptif ialah melepaskan diri dari tujuan itu. Dengan kata lain, jika kamu terus berpegang pada tujuan yang pada akhirnya gak bisa diraih, sikap ambisius yang dipaksakan itu akan membuatmu depresi.

Dengan begitu, kita dapat menghindari pengalaman berulang atas kegagalan dan konsekuensinya terhadap pikiran dan tubuh. Misalnya, ketika kamu diminta menghadiri sebuah meeting penting untuk menentukan kenaikan jabatanmu, namun kondisi kesehatanmu ternyata gak mendukung dan memaksamu harus dirawat di rumah sakit. Nah, di situlah kamu berada di satu titik untuk menentukan pilihan untuk terus maju atau menyerah. Jika kamu maju, belum tentu kamu bisa menikmati kesuksesanmu dengan keadaan sehat walafiat. Tapi, jika kamu menyerah, at least kamu masih bisa berjuang lagi di kesempatan berikutnya dengan tubuh yang lebih sehat dan kondisi yang lebih siap.

Via Freepik.com

Menyerah pada keadaan bukan berarti menurunkan standar kemampuan kita sebagai manusia. Menyerah justru mengajari kita menghargai waktu dan energi untuk menggunakannya dengan bijak. Percayalah, sebenarnya kesempatan menjadi sukses itu gak cuma datang sekali, girls! Kesempatan itu selalu ada di mana-mana, asalkan kamu mau membuka mata dan mempertajam intuisi untuk mengupayakannya menjadi sarana untukmu mewujudkan mimpi.

Remember that sometimes not getting what you want is wonderful stroke of luck- Dalai Lama.

[su_box title=”Editor’s Pick:”]

[/su_box]

2. Ketika kamu merasa tujuanmu tidak lagi penting secara pribadi

Via pexels.com

Berpikir bahwa kita harus terus berjuang hingga mampu mencapai tujuan itu memang manusiawi. Tapi, yang perlu kita sadari adalah keadaan bisa berubah kapan saja tanpa dapat diprediksi terlebih dulu. Nah, mestinya kita bisa belajar terbuka pada perubahan-perubahan itu, girls.

Keinginan berubah, kondisi berubah, dan kebutuhan juga ikut berubah. Gak ada satupun yang bisa mengatisipasi perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Sebab, yang bisa kamu lakukan ialah membuat segala perubahan itu menjadi satu tujuan yang baru, yang mungkin saja berdampak lebih besar untukmu dan orang sekitar. Kamu juga bukan anak kecil lagi yang harus dituruti segala keinginannya, bukan? Proses inilah yang akan menjadikanmu lebih bijak lagi dalam memahami keadaan.

Via Freepik.com

Mengubah tujuan dengan sasaran yang lebih banyak mengandung hal positif, kenapa tidak? Kadang-kadang saran untuk “jangan pernah menyerah” bisa menyesatkan ketika kamu sedang berada dalam dilema. Ibaratnya, maju salah, mundur juga salah. Tapi, memaksakan diri untuk terus maju, lalu mengorbankan rasa nyaman dan bahagia dalam dirimu bukanlah hal yang lebih baik juga. Justru, keadaan-keadaan yang merugikan kesehatan dan pikiranmu bisa jadi perlahan-lahan akan muncul. Yang penting, ketika memutuskan suatu pilihan, kamu harus tetap berpikir logis dan mempertimbangkan dampak baik dan buruknya.

Menyerah bukan berarti kalah. Jargon itu yang sering orang-orang katakan ketika mereka sudah bertemu dengan tujuan lain yang pernah diabaikannya. Menyerah pada satu tujuan lalu berpindah pada tujuan lain bisa membuka peluang untuk melakukan hal lain yang siapa tahu justru bisa lebih bermakna.

Siti Annisa

Bagian dari spektrum!

No Comments Yet

Comments are closed