Ada Girl Power dalam Tiga Hari Pertama Asian Games 2018! Kamu Mestinya Terinspirasi, Nih!

Demi Asian Games 2018, rakyat dan pemerintah bersatu padu menyambut kehadiran ajang olahraga yang untuk kedua kalinya diselenggarakan di Indonesia. Seperti yang dikatakan beberapa orang, bahwa seringkali pertandingan olahragalah yang mampu mempersatukan bangsa. Apalagi kali ini Indonesia menjadi tuan rumah yang menyasar 20-22 medali emas yang ingin dimenangkan.

Sorak-sorai kegembiraan masyarakat sudah terdengar dari jauh hari bahkan sebelum seremoni pembukaannya dimulai. Kamu pasti juga sudah sering menonton berbagai program di televisi untuk menyambut Asian Games 2018 sebelumnya. Belum lagi beragam spanduk dan billboard bergambar Kaka, Atung, dan Bhin-bhin, tiga maskot Asian Games 2018 yang dipasang beramai-ramai di setiap sudut jalan.

Mempersolek kota demi Asian Games 2018

Segala hiruk-pikuk kota juga dibenahi. Masih ingat dong, dengan upaya pemerintah mempersolek Jakarta dan Palembang? Mulai dari pembenahan venue pertandingan Gelora Bung Karno, penutupan kali item dengan kain waring dan serbuk deogone, pembongkaran JPO Bundaran HI dan mempercantik trotoar sudirman, juga pembangunan LRT dan perbaikan fasilitas di kawasan Jakabaring Palembang. Ditambah lagi ketika masyarakat, terutama seniman juga ikut turun tangan membuat mural untuk memperindah dinding jalanan. Segala upaya pemerintah bersama-sama dengan rakyat itu adalah semata-mata demi Asian Games 2018. Siapa sih yang gak akan merasa haru dan bangga sekaligus melihat kemeriahan ini, girls?

Opening ceremony yang membuat haru dan bangga

Nampaknya, kemegahan itu belum lengkap tanpa opening ceremony yang juga gak boleh dilewatkan. Dengan mengusung elemen keragaman asia, selebrasi seremoni pembukaan Asian Games 2018 berlangsung semarak dan amazing. Hingga upacara pembukaan ini menjadi trending topic di media sosial. Penampilan ribuan pengisi acara bersama dengan parade para atlet dan aksi Presiden Joko Widodo yang mengendarai moge, juga semakin membuktikan bahwa moto Energy of Asia dapat terwujud dan benar-benar terasa energinya.

Di antara sekian banyak rasa syukur dan bangga yang tersirat, ada juga orang-orang yang menyayangkan kemeriahan opening ceremony yang menghabiskan ratusan milyar itu, girls. Mungkin di antara mereka berpikir, uang sebanyak itu lebih baik dialokasikan untuk hal-hal yang lebih bermanfaat untuk rakyat. Boleh juga, sih, pendapat yang seperti itu. Tapi, bukankah hiburan juga merupakan salah satu kebutuhan rakyat? Apalagi ini bukan sembarang hiburan. Melainkan kebanggaan dan dukungan untuk atlet Indonesia yang akan berjuang atas nama bangsanya. Juga, sebagai hiburan untuk mendinginkan hati dan pikiran sebelum memulai lagi tahun politik yang mau gak mau harus dihadapi dengan segala kesengitannya. Lagipula acara semacam ini gak diadakan setiap tahun, kan?

Tiga atlet perempuan menyumbang emas pertama untuk Indonesia

Kini telah dimulailah turnamen olahraga terbesar di Asia yang mempertandingkan 40 cabang olahraga dengan partisipasi 45 kontingen dari berbagai negara itu. Adakah jagoanmu yang sudah meraih medali emas? Nah, Indonesia patut bangga dan bersyukur, sebab di hari ketiga kompetisi olah raga ini berlangsung, Indonesia berhasil memetik 12 medali dan menempati peringkat 4 besar lho, girls! Uniknya, girl power berhasil dibuktikan oleh tiga atlet perempuan Indonesia yang telah “mengigit” medali emas pertama. Cek uraian lengkapnya di bawah ini:

1. Defia Rosmaniar dari Cabang Taekwondo nomor Poomsae

Via ANTARA

Perempuan yang lahir 23 tahun yang lalu itu membawa pulang medali emas dalam pertarungannya mengalahkan Marjan Salahshouri, atlet asal Iran, pada nomor poomsae. Sebelumnya, ketika Defia harus melaksanakan pelatihan di Korea Selatan, ia harus menunda kepulangannya untuk menemui sang ayah yang harus menghadap Tuhan dan meninggalkan dirinya selama-lamanya, girls. Defia dan ibunya baru bisa kembali ke tanah air seusai pelatihan untuk menemui ayahnya yang sudah dimakamkan. Ternyata, di balik kemenangannya di Asian Games 2018, ujian hidup sempat menantangnya, apakah Defia mampu melaluinya dengan semangat baru atau malah jatuh dalam keterpurukan. Untungnya, Defia memilih jalan yang pertama, sehingga jerih upayanya membuahkan emas yang bisa ia petik dan dipersembahkan untuk ayahnya tercinta. Bisa kamu bayangkan kan girls, seringkali proses meraih impian itu gak mudah. Terkadang, kita memang perlu mengalahkan emosi demi hasil yang indah melebihi ekspektasi.

2. Lindswell Kwok dari Cabang Wushu nomor Taijijian

Via ANTARA

Memulai beraktivitas di bidang wushu sejak 1999 membawa Lindswell pada kemenangannya di ajang olahraga terbesar di Asia tahun ini. Sayangnya, Lindswell sudah berencana untuk pensiun setelah permainannya di Asian Games 2018 usai. Namun, ia sukses menutup karirnya di bidang wushu dengan penampilan terbaiknya dan berhasil menggigit medali emas yang diraihnya.

Keputusan untuk berhenti berkarir di dunia yang kita cintai memang gak semudah itu diambil. Apalagi karir yang dijalani itu sudah bertahun-tahun kita ukir dari awal. Ketika telah sampai di puncak, mau gak mau kita akan dihadapkan dengan berbagai pilihan yang harus diambil. Namun, perencanaan yang matang dan tujuan hidup ke depannya cuma kitalah yang tahu. Cuma kamu yang bisa merasakan apa yang membuatmu paling bahagia dalam prosesmu menjalani hidup. Sebab, kesuksesan akan terasa lebih menyenangkan jika kamu berhasil adil dengan dirimu sendiri, girls.

3. Tiara Andini Prastika dari Cabang Balap Sepeda nomor Downhill

Via Tirto/ANTARA

Selain kedua atlet di atas, ada satu lagi nih perempuan muda kebanggaan bangsa yang sukses mencetak sejarah dengan sumbangan emas pertamannya di cabang olahraga balap sepeda nomor downhill, Tiara Andini Prastika.

Meskipun ia masih merasakan cidera di telunjuk tangan kanannya akibat berlaga di Kejuaraan Asia 2017 lalu, Tiara mampu mengalahkan medan yang ia akui beruntung karena sudah hafal treknya. Menjadi atlet sekaligus tuan rumah gelaran Asian Games 2018 membuat Tiara harus membuktikan dirinya mampu memberikan hasil terbaik dengan menjaga kondisi tubuh yang harus selalu fit.

Segala proses memperjuangkan harapan itu belum apa-apa kalau kamu belum menemui halangannya, girls. Sebab, dengan segala rintangan yang menghadang, kamu akan merasa lebih tertantang untuk menaklukan segala rasa dan mindset yang seringkali gak sinkron. Di saat seperti itulah kamu akan tahu bagaimana rasanya mengontrol ego demi cita-cita yang wajib kamu wujudkan.

Selamat untuk Indonesia! Perjuangan belum usai. Masih ada sisa-sisa semangat kemerdekaan yang telah kita rasakan bersama sebagai pemantik yang dapat menyulutkan kobaran semangat yang lebih besar. Ayo, kita dukung terus para srikandi dan arjuna Indonesia yang sedang berlaga dan berjuang memenangkan nama baik negerinya tercinta. Indonesia, kami mencintaimu!

 

Siti Annisa

Bagian dari spektrum!

No Comments Yet

Comments are closed